Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika membicarakan ular raksasa, bayangan pertama banyak orang pasti tertuju pada anaconda. Ular ini dikenal karena tubuhnya yang panjang dan tebal, serta kemampuannya memangsa hewan besar. Tak heran, anaconda sering muncul dalam cerita horor atau film petualangan yang menegangkan.
Dari sinilah muncul pertanyaan yang memicu rasa penasaran sekaligus takut: benarkah anaconda bisa menelan manusia hidup-hidup? Pertanyaan ini makin relevan karena anaconda memang hidup di wilayah liar yang belum banyak terjamah manusia. Tapi, apakah benar mereka mengincar manusia sebagai mangsa? Mari telusuri faktanya bersama.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Ular Kukri Cokelat, Bentuk Giginya Mirip Pisau Terkenal!
1. Ukuran tubuh anaconda memungkinkan untuk menelan mangsa besar
ilustrasi anaconda hijau (pexels.com/Stuti .....)
Anaconda, terutama spesies anaconda hijau (Eunectes murinus), adalah ular terbesar di dunia jika diukur dari berat tubuh. Panjangnya bisa mencapai lebih dari 9 meter dan beratnya bisa lebih dari 200 kilogram. Dengan ukuran sebesar itu, secara fisik mereka memang mampu menelan mangsa besar.
Mereka punya rahang yang sangat fleksibel, memungkinkan mulut terbuka sangat lebar. Tulang rahang bagian bawahnya tidak menyatu seperti manusia, jadi bisa meregang untuk menelan hewan besar seperti rusa, babi, bahkan buaya kecil. Ini yang bikin anaconda jadi predator puncak di ekosistemnya.
2. Kasus anaconda menelan manusia sangat jarang terjadi
ilustrasi anaconda di habitat aslinya (pixabay.com/Denis Doukhan)
Meskipun secara teori anaconda bisa menelan manusia, kasusnya sangat jarang dan belum terbukti secara ilmiah. Beberapa laporan dari daerah pedalaman Amerika Selatan memang menyebutkan kejadian tersebut. Namun, sebagian besar tidak terdokumentasi secara jelas atau terbukti hoaks.
Salah satu kasus yang sempat viral adalah eksperimen seorang presenter TV yang mencoba “ditelan” anaconda demi ilmu pengetahuan. Tapi eksperimen itu gagal dan justru mengundang kritik. Faktanya, manusia bukan target utama anaconda karena terlalu besar risikonya.
3. Mangsa favorit anaconda bukanlah manusia
ilustrasi mangsa anaconda (pixabay.com/Lukas Wittsieker)
Anaconda adalah predator yang sangat kuat dan mampu menelan mangsa besar berkat tubuhnya yang besar dan rahang yang lentur. Di alam liar, mereka lebih sering memangsa kapibara, burung air, dan hewan semi-akuatik lainnya. Proses berburu dilakukan dengan cara melilit tubuh mangsa sampai kehabisan napas, lalu menelannya dari arah kepala terlebih dahulu.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
- Balikkan Usia Biologis, Pria Ini Habiskan 2 Juta Dollar AS Setahun
- Apa Itu El Nino? Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Kehidupan
- 7 Fakta Iguana Galapagos, Satu-satunya Iguana yang Hidup di Laut!
Meski mampu, anaconda tidak menganggap manusia sebagai mangsa alami. Ular ini justru cenderung menghindari manusia dan hanya akan menyerang jika merasa terancam. Serangan terhadap manusia sangat jarang terjadi dan umumnya bersifat defensif, bukan untuk memangsa.
Selain itu, menelan manusia bukan hal yang praktis bagi anaconda. Bahu yang lebar dan kerangka tubuh manusia yang kaku membuat proses menelan lebih sulit. Risiko energi yang dikeluarkan dan bahaya saat proses makan terlalu besar, sehingga tidak sepadan bagi ular.
Baca Juga: Dua Ular Paling Berbisa di Dunia Bisa Ditemukan di Papua
4. Proses menelan mangsa butuh waktu lama dan sangat berisiko
ilustrasi anaconda memakan mangsanya (pixabay.com/Denis Doukhan)
Anaconda membutuhkan waktu sangat lama untuk mencerna mangsa berukuran besar. Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu. Selama masa ini, tubuh mereka menjadi lemah dan tidak aktif, membuat mereka rentan terhadap serangan.
Karena risiko tersebut, anaconda cenderung selektif dalam memilih mangsa. Menelan hewan dengan tubuh besar dan tulang keras, seperti manusia, sangat berisiko bagi keselamatan ular itu sendiri. Jika salah perhitungan, ular bisa mengalami cedera serius bahkan mati.
Meskipun mereka punya rahang lentur dan kulit elastis, anaconda tetap punya keterbatasan. Rahang mereka tidak punya kekuatan menghancurkan, dan tengkoraknya cukup rapuh. Itu sebabnya, menyerang hewan besar bisa berakibat fatal bagi mereka sendiri.
5. Anaconda lebih butuh dilestarikan daripada ditakuti
ilustrasi anaconda di habitat aslinya (pixabay.com/Denis Doukhan)
Sayangnya, banyak orang justru memburu anaconda karena takut atau ingin menjadikannya tontonan. Padahal, mereka punya peran penting dalam rantai makanan. Anaconda membantu mengontrol populasi hewan lain agar tetap seimbang di alam liar.
Ancaman terbesar bagi anaconda justru datang dari manusia. Perusakan hutan, perburuan liar, dan perubahan iklim membuat populasi mereka terancam. Jadi, daripada takut berlebihan, lebih baik kita belajar mengenal dan menghargai keberadaan mereka di alam.
Secara biologis, anaconda memang punya kemampuan untuk menelan mangsa besar. Namun, menelan manusia bukan hal yang biasa terjadi. Risiko yang dihadapi anaconda terlalu besar dan tidak sebanding dengan manfaatnya. Apalagi belum ada bukti nyata yang benar-benar menunjukkan kejadian tersebut.
Daripada takut berlebihan, lebih baik kita memahami perilaku anaconda secara ilmiah. Dengan begitu, kita bisa hidup berdampingan dengan alam dan tidak mudah percaya pada mitos yang belum tentu benar.
Baca Juga: 5 Mitos tentang Stroke yang Perlu Diketahui
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.